Sekilas suasana bandara KLIA 2 di Malaysia. |
Memang belum semuanya, namun boleh dibilang di masa yang akan datang hampir semua maskapai penerbangan murah akan diarahkan ke Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA 2). KLIA 2 merupakan bandara ibukota Malaysia yang paling baru. Dibangun untuk menampung arus penumpang yang kian membludak setiap tahun. Jaraknya dari KLIA 1 kurang lebih 2 kilometer. Di sana sini masih tampak penyempurnaan bagunannya. Dari atas pesawat sebelum mendarat, kita bakal tahu bahwa bandara ini sudah dipersiapkan dengan baik untuk menghadapi kemajuan kota dan persaingan urusan ekonomi antar negara di masa depan. Selain luas dan lahan-lahan yang mendukung karena merupakan perkebunan sawit, tentu saja pembebasan lahan lebih mudah. Kontur tanah di sana juga berbeda dengan kontur tanah bandara Soekarno Hatta (SHIA) atau Juanda di Surabaya. Kontur tanah Kuala Lumpur lebih mirip kontur tanah di kota-kota di Pulau Sumatera. Mudah ditelusuri dari letak geografisnya. Kalau soal keren, jangan ditanya lagi. Sudah pasti lebih keren dari bandara Soekarno Hatta kecuali mungkin terminal 3 yang sedang digenjot simpulan pembangunannya.
Mendarat di KLIA 2
Jika tidak ada saudara atau sobat yang menjemput dengan kendaraan pribadi, ketika tiba di KLIA 2 ada beberapa alternatif angkutan umum mengantar kita ke sentra kota:
- Bus bandara
- Kereta cepat
- Taksi
Taksi harganya relatif mahal. Ke sentra kota (Kuala Lumpur) mampu di atas Rp 400.000 kecuali kita naiknya bertiga. Kalau sendiri rasanya terlalu memberatkan alasannya kurs rupiah vs ringgit memang sudah timpang jauh. Saat ini kurs rupiah ringgit kurang lebih Rp 3.600 per 1 ringgit. Kalau pas ada sobat atau bertiga dan satu tujuan, kita mampu pribadi naik taksi patungan.
Naik kereta cepat semacam komuter (express train) mampu menjadi solusi. Selain paling cepat sekitar 30 menit, harganya juga lebih murah sekitar Rp 100.000 sekali jalan. Kita mampu turun di terminal atau stasiun yang namanya KL Sentral. KL Sentral menyerupai Stasiun Gambir di Jakarta Pusat. Cuma beda jauh. Kalau Stasiun Gambir itu terlalu kecil, kumuh dan kurang lengkap. KL Sentral lebih rupawan hampir mirip mal. Memang sepertinya gres simpulan direnovasi. Dari KL Sentral kita mampu naik monorel ke beberapa wilayah di Kuala Lumpur. Tarifnya pun murah sekitar Rp 10.000 (2 ringgit). Selain monorel juga mampu naik bus kota ke beberapa tempat tujuan, kereta cepat (komuter), taksi, dsb.
Bus bandara di KLIA 2. |
Bus bandara tentu saja jauh lebih murah. Tarifnya sekitar Rp 40.000 (12 ringgit) untuk ke sentra kota. Mahal murahnya sesungguhnya tergantung ke mana kita akan pergi. Kalau mau menginap di tempat yang namanya Bukit Bintang, tentu saja akan diturunkan di suatu tempat untuk menyambung dengan kendaraan yang lebih kecil. Tentu tidak bayar lagi. Bahkan armada kecil ini mampu pribadi mengantar kita ke hotel tujuan. Cukup kita menyebutkan nama hotelnya saja. Kuala Lumpur termasuk kota kecil dibandingkan Jakarta yang sangat luas. Makara nama-nama hotel di beberapa tempat sudah dihafal oleh para pengemudi.
Bus di KLIA 2 terparkir dengan baik. Berangkat sesuai jadwalnya meski telat-telat sedikit. Lebih teratur dibandingkan bus Damri di Soekarno Hatta (SHIA) yang biasa bikin macet dan saling menyalip. Maklum bis Damri itu harus memutar-mutar dulu semoga penuh penumpangnya. Bus bandara di KLIA 2 tidak ada tempat menaruh koper atau bagasi di dalam bus mirip bus Damri. Biasanya di depan bersahabat supir. Satu-satunya tempat menyimpan bagasi yaitu di samping mirip bus antar kota di Indonesia.
Langsung ke Genting Highland?
Seringkali bagi mereka yang benar-benar tujuannya untuk berjudi di kasino, biasanya dari KLIA 2 akan pribadi naik bus bandara ke Genting Highland. Bus ini tentu dioperasionalkan oleh Genting Berhad. Masing-masing bus dioperasionalkan oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Oya, sedikit isu bahwa abreviasi SDN BHD di beberapa nama perusahaan di Malaysia artinya yaitu Sendirian Berhad. Bukan sekolah dasar negeri loh. Kalau di Indonesia itu yaitu semacam Perseroan Terbatas (PT). Dengan kata lain yaitu perusahaan swasta nasional, kurang lebih begitu.
Kalau memang ingin pribadi ke Genting, saran kami ambil penerbangan paling pagi. Bila perlu jam 7 pagi atau paling telat jam 9 pagi sudah hingga Kuala Lumpur. Dengan demikian punya banyak waktu di Genting sehingga mampu menerima kamar hotel. Selalu ingat bahwa tas-tas yang berat mampu sedikit merepotkan. Meski di Genting ada tempat penitipan tas semacam loker tetapi letaknya sedikit membingungkan bagi yang gres pertama kali tiba serta ukurannya yang terbatas. Sewa loker bukan murah juga. Jangan hingga di sana sini kita terus mengeluarkan uang padahal belum dapat uang dari kasino. Betul tidak?
Koper besar yang kaku, tidak mampu ditekuk-tekuk rasanya sulit dimasukkan ke loker. Meski ada loker ukuran jumbo tetapi tetap tidak muat. Besarnya loker ini karena tingginya bukan karena luasnya. Tetapi jikalau membawa stik golf dan sarungnya pasti muat. Mengerti maksud kami? Makara besarnya ini lebih karena bentuk persegi panjang, bukan bujur sangkar.
Saran kami menginaplah di salah satu hotel yang ada di sentra kota terlebih dulu. Nikmati suasana malam kota Kuala Lumpur. Tarif hotel juga banyak yang murah-murah mirip penginapan. Kurang lebih 70 atau 90 ringgit. Dikurskan ke rupiah paling Rp 300.000 per malam. Ya lumayan lah buat memejamkan mata. Namun bagi yang banyak duit mampu juga menginap di banyak hotel bintang berkelas mulai dari tarif Rp 1 juta hingga Rp 10 juta.
Menurut kami, paling enak menginap di hotel yang bersahabat dengan beberapa wilayah mirip Petaling Jaya, KL Sentral, Pudu Sentral, Bukit Bintang, Alor Street, dsb. Bila perlu semuanya mampu ditempuh cukup berjalan kaki kalem saja. Alor Street mampu sangat menyenangkan karena di sana pada malam hari banyak sekali penjual makanan yang mampu memanjakan pengecap kita. Banyak turis dari banyak sekali negara makan minum ngebir di sana. Soal enak atau tidak menurut kami relatif. Tidak enak-enak amat mirip di Indonesia. Namun soal durian apalagi yang namanya Musang King, tak boleh dilewatkan. Ini benar-benar enak dan susah dicari tandingannya. Satu biji sekitar Rp 80.000. Jangan lupa mencobanya sambil foto-foto bila perlu.
Yang pasti usahakan dapat hotel yang memadai terlebih dulu selepas dari bandara. Nanti sore sudah mampu jalan-jalan ke mal mirip Pavilion, Berjaya, Sungai Wang atau ke Petronas. Jika memiliki kartu kredit atau akomodasi booking hotel online, mampu pesan pribadi lewat internet. Harganya pasti jauh lebih miring. Oke, gitu aja seputar mendarat di KLIA 2. Berikutnya kami akan menceritakan sekilas soal Kuala Lumpur dan selanjutnya yaitu soal Genting Highland. Tetaplah bersama kami karena ada sebuah ilmu berharga yang ingin kami bagikan. Apalagi jikalau bukan soal kasino dan judi...
0 comments:
Post a Comment