Ada paspor dan uang Rp 5 juta, dijamin pasti berangkat dan kerja. |
Sekarang kita lanjutkan pembahasan kemarin. Apakah kerja di Genting Kasino ibarat yang ditawarkan mengeluarkan biaya? Kira-kira menurut Anda, selama ini kalau orang kerja di luar negeri mengeluarkan biaya tidak? Rata-rata pasti meminta biaya keberangkatan bila membaca iklan-iklan koran. Entah kerja ke Jepang, Arab Saudi, Korea, Taiwan, Malaysia, Hongkong, Australia, dsb. Entah itu kerja di pabrik, perkebunan, kelapa sawit, perbaikan jalan, basuh piring di restoran, dll. Makin maju negara yang kita tuju atau makin besar gajinya, biaya keberangkatan makin besar. Malah ada yang hingga Rp 40 - Rp 80 juta per orang. Busyet! Belum kerja sudah dipalak sedemikian rupa. Nanti ada yang gajinya dipotong lagi, dsb. Mengapa membutuhkan biaya? Sebab ini bisnis! Kalau ada urusan ekonomi yang tidak membutuhkan biaya, lalu orang tersebut hidup dari mana? Orang butuh makan, bukan?
Biaya Yang Kita Keluarkan
Sebenarnya sah-sah saja menarik biaya kepada peminat kerja, asal memang itu kerjaan legal. Dalam arti kata benar-benar bekerja secara sah dan dibayar sesuai tarifnya. Namun masalahnya kerja di kasino Genting Malaysia ini bukan kerja legal dan lebih tepatnya "bukan kerja". Berkunjung ke Malaysia hingga masuk ke kasino Genting memang legal. Boleh dan tidak melanggar aturan. Hanya saja kerjanya ini bukan kerja sesungguhnya. Melanggar aturan main Genting Kasino itu sendiri. Sebenarnya dibilang melanggar iya dan tidak. Tidak karena mengapa peluang ini mampu diizinkan? Iya karena hanya memanfaatkan celah dari rule kasino tersebut. Nanti akan dibahas di artikel berikutnya. Sekarang kita bahas soal biaya yang kita keluarkan terlebih dulu.
Biaya yang kita keluarkan Sebenarnya tergantung biro atau kelompok orang yang menyampaikan kerja dan memberangkatkan kita. Kalau sudah cukup lama beroperasi dan sudah mengumpulkan banyak uang, biasanya biaya yang diminta tidak banyak. Tetapi bila kelompok ini gres merintis urusan ekonomi lowongan ibarat ini, biasanya meminta biaya lebih banyak. Namun semoga gampang karena nanti kita akan mempelajari esensinya, kita anggap kelompok ini sudah cukup malang melintang di urusan ekonomi ini. Makara biaya yang kita butuhkan setidaknya adalah:
- Paspor
- Uang keberangkatan
Paspor menjadi syarat utama untuk mampu diterima bekerja di sini. Diutamakan yang punya paspor. Malah lebih rupawan bila paspor kita sudah pernah distempel artinya pernah ke luar negeri. Bagi yang belum punya paspor berarti harus bikin. Biaya bikinnya kurang lebih Rp 500.000 untuk paspor 48 halaman. Sudah termasuk ongkos jalan, makan, ngopi, bolak-balik, fotokopi berkas, minum aspirin karena sakit kepala berhadapan dengan petugas yang birokratis, dsb. Bisa naik menjadi Rp 1 juta kalau mau cepat atau lewat calo.
Berikutnya yakni biaya keberangkatan. Karena ini kerja di Malaysia yang bersahabat dan gajinya tidak begitu tinggi sesuai janjinya sebulan Rp 8 juta - Rp 20 juta, maka biaya rata-rata dimintain kurang lebih Rp 3 juta - Rp 5 juta. Kita anggap saja Rp 5 juta. Tentu saja biaya ini tidak akan dikembalikan. Jika sudah punya biaya tersebut dan paspor maka dijamin berangkat. Jadi total biaya yang kita butuhkan kurang lebih Rp 5.500.000 (500 paspor + 5 juta biaya berangkat).
Bagaimana dengan tiket pesawat? Sudah pasti ditanggung. Berapa sih tiket sekarang apalagi dengan adanya maskapai LCC (Low Cost Carrier) yang rawan celaka karena menghemat avtur dan mempersingkat jalur? Paling pulang pergi (PP) kena Rp 1 juta. Bagaimana dengan VISA? Sudah pasti gratis untuk negara-negara ASEAN dan toh kita hanya sebagai turis. Sebenarnya dari ini saja kalau kita jeli sudah tertangkap berair bahwa kita tidak bekerja karena tidak meminta VISA kerja. Bagaimana dengan kawasan tinggal dan makan, semuanya sudah ditanggung biro ini. Makara tinggal berangkat dan bekerja dengan jangka waktu kurang lebih 6 bulan. Dengan catatan kerja bulan pertama memuaskan alias rajin.
Penghasilan Kerja Selama 6 Bulan
Sekarang kita hitung gambaran penghasilan yang bakal kita dapatkan andaikan kerja selama 6 bulan tersebut. Jika kerjanya bagus, konon akan dikontrak ulang dan mampu diperpanjang. Misalnya setiap bulan kita menerima penghasilan (bukan gaji karena bukan kerja legal) sebesar Rp 10 juta, berarti 6 x 10 = 60 juta. Tapi Anda tak perlu kuatir meski bukan kerja legal dan tidak memiliki visa kerja karena tidak akan mendapat duduk perkara selama mengikuti aturan mainnya. Setelah dipotong biaya yang kita keluarkan Rp 5,5 juta, masih mampu membawa pulang sekitar Rp 50 juta. Wow! Lumayan bukan? Tentu saja di negeri orang harus hidup berhemat. Uang tersebut mampu dibawa pulang atau dikirimkan buat isteri tercinta di rumah, biaya sekolah anak-anak, orang bau tanah di kampung hingga kawin isteri muda bagi yang doyan kawin. Kerja sambil liburan jalan-jalan ke luar negeri, siapa yang tidak kepincut? Malah mampu liburan dan jalan-jalan ke Singapura dan Thailand. Luar biasa! Kok mampu ke Thailand atau Singapore? Nanti akan dijelaskan lagi.
Ada yang mau ikutan?
0 comments:
Post a Comment