Home » » Bukan Kerja Tapi Balance Player

Bukan Kerja Tapi Balance Player

Sekarang kita selesaikan topik kerja di Genting Casino. Cukup menyita banyak waktu sementara kita masih punya topik menarik lainnya. Kami akan kebut dalam satu artikel di bawah ini. Kalau terlalu panjang harap dimaklumi karena tidak semua hal mampu dibuat singkat. Maunya sih sesingkat-singkatnya dan kalau mampu tak perlu update blog bola ini. Namun kalau tidak diupdate, apakah Anda tidak akan merasa kehilangan? Apakah Anda mampu menemukan ilmu wacana taruhan bola yang brilian selain di sini? Apalagi semuanya di sini mampu diakses dibaca secara gratis. Sambil ngopi kalem di warung atau cafe, Anda mampu menikmatinya. Anggap saja hiburan jikalau tidak suka pada dunia taruhan bola. 

kerja balance player di kasino
Bro, jangan hingga ketahuan. Gue mau upgrade kartu ke gold nih. Cewek cantik di sebelah gue ia pikir gue orang kaya Bro. Duit kagak habis-habis udah kalah MYR 10.000..hehe.
Acong Ikut Kerja ke Genting

Acong berminat ikut. Mohon maaf bagi yang berjulukan Acong. Acong sudah menyiapkan duit Rp 5 juta mirip yang disyaratkan dengan cara pinjam sana pinjam sini dengan impian mengubah nasib. Begitu balik kerja uang tersebut akan dikembalikan atau ditransfer begitu sudah gajian. Selain itu Acong segera buat paspor lewat calo. 

"Mahal dikit gak papa yang penting cepat dan mampu kerja. Habis bini dan anak di rumah sudah mendesak kebutuhan hidupnya." begitu celutuk Acong dalam hati. "Daripada nanti disambar orang peluang ini. Enak sekali mampu kerja sambil jalan-jalan ke luar negeri." 

Kata atau kalimat "kerja", "dapat duit", "jalan-jalan ke luar negeri" terus mengiang-ngiang di indera pendengaran Acong. Begitu ketemuan dengan si pemberi kerja atau si pengiklan, Acong menyerahkan duitnya dan menunjukkan paspor. Acong pribadi diterima.

"Oke, hari rabu kita berangkat ya Koh Acong," kata seorang bapak paruh baya sambil menepuk bahu Acong dengan penuh keyakinan. 

"Ketemunya pribadi di bandara Soekarno Hatta terminal 2. Kita naik Lion. Yang berangkat satu tim ada 10 orang termasuk Koh Acong. Tentu saja saya juga ikutan karena ialah guide kalian semua. Besok saya smsin nomor booking tiketnya. Makin cepat kita berangkat makin bagus. Makin cepat dapat duitnya. 

Tak perlu gelisah dan kuatir. Semuanya gratis kok Koh Acong. Sampai KL nanti kita naik bus pribadi ke Genting. Lalu kita book hotel di First World, taruh barang dan rehat sejenak. Besok gres mulai bekerja. Tempat tinggal disediakan, makan disiapkan, tiket PP juga gratis."

Acong pulang dengan sumringah dan sukacita. Mulai bercerita kepada isteri dan anak-anaknya nanti kalau sudah dapat duit banyak akan beli motor, berdiri rumah sederhana, buka warung, dsb. Tidur lelap dalam mimpi indah.

Bukan Kerja Tapi Balance Player

Singkat cerita, Acong dan tim sudah hingga di Genting. Mereka juga sudah dibuatkan kartu member berwarna merah (klasik). Mereka siap masuk ke kasino untuk bekerja. Lalu kira-kira apa kerjaannya? Apakah pemilik kasino menyampaikan mereka kerja? Tentu saja tidak! Kerjaan Acong dan teman-temannya ialah sebagai balance player. Apa itu balance player?

Balance artinya seimbang atau keseimbangan. Player ialah pemain atau petaruh. Makara balance player ialah orang-orang yang bertaruh untuk mencari keseimbangan. Susah dijelaskan dengan kata-kata. Intinya Acong dan kawan-kawan bertaruh di kasino tetapi saling menutupi atau saling menjaga taruhan. 10 orang akan dibagi menjadi 5 tim. Tiap tim berisi 2 pemain dan harus saling bekerja sama dan saling menjaga. Tentu saja sudah dibriefing dan diajari terlebih dulu sedemikian rupa waktu di Genting atau di Jakarta sebelum berangkat.

Tiap-tiap orang akan dimodali oleh big boss misalnya MYR 1000. Kalau kurs ringgit vs rupiah misalnya MYR 1 = Rp 3.500 kurang lebih MYR 1000 ialah Rp 3,5 juta. Semuanya itu harus dipertaruhkan hingga ludes di meja kasino. Masing-masing tim akan bergerak sedemikian rupa. Biasanya meja kasino yang dimainkan ialah rolet, koprok sicbo atau bakarat tanpa komisi (baccarat no commission). Harap perhatikan yang kami berikan warna merah. 

Mengapa harus ketiga permainan ini? Karena ketiganya memiliki keseimbangan (balance) taruhan yakni posisi BESAR KECIL, GENAP GANJIL dan BANKER PLAYER. Meski ada banyak posisi atau jenis permainan di ketiga judi kasino tersebut, tetapi Acong dkk..tidak boleh memasang di posisi lainnya kecuali BESAR KECIL, GENAP GANJIL atau BANKER PLAYER. Kalau Anda cukup jenius, hingga di sini Anda mampu menangkap apa maksudnya.

Katakanlah Acong satu tim dengan Putu dari Bali yang suka main bakarat. Mereka berdua punya peran untuk selalu bertaruh di satu meja karena ialah satu tim. Sementara tim lainnya berpencar dengan peran masing-masing yang sama dengan Acong Putu. Tidak boleh keluar dari timnya.

Beraksi Layaknya Agen CIA

Tugas mereka berdua dan anggota lainnya ialah memasang taruhan berlawanan dengan anggota tim mereka. Tidak boleh saling menyapa, melirik, terlebih lagi ngobrol. Pura-pura tidak kenal dan masing-masing menggunakan bahasa yang berbeda. Bisa saja Acong pakai bahasa hokkien atau tiociu, Putu bahasa Bali, dsb. Pokoknya harus terlihat tidak saling kenal.

Jika Acong memasang  taruhan di posisi BANKER, maka Putu memasang posisi PLAYER. Jika Acong memasang BIG, Putu pasang SMALL. Jika Acong menaruh koin di GANJIL maka Putu menaruh koin di GENAP. Inilah yang dinamakan balance player. Satu tewas, satunya lagi hidup. Satu kalah, satu menang. Tujuannya untuk apa? Terus baca hingga selesai.

Sebelum bermain menukar uang dengan koin, terlebih dulu Acong dan Putu melemparkan kartu member mereka. Supaya apa? Supaya menerima poin sewaktu bermain. Karena modal mereka MYR 1000 tentu saja dealer atau manajer yang bertugas akan senang. Sebab cukup besar dan biasanya ujung-ujungnya pemain akan kalah karena serakah. Apalagi sewaktu menang tidak mau beranjak. Belum lagi ketika melihat warna kartunya pasti tambah sumringah bibir si manajer. "Orang Indonesia ndeso datang lagi sumbang duit membangun Malaysia!" bisik manajer dalam hati dengan bahasa mandarin.

"Belum tahu dia," batin Acong dan Putu berbarengan dalam hati dengan bahasa Indonesia.

Acong dan Putu tentu saja tidak selalu memasang taruhan. Tidak mirip kita yang tiap jam, tiap hari harus ngebet bola atau pasang togel seperti tidak ada hari esok. Begitu kalah gres nyesal tapi sudah tiada guna. Mereka berdua punya taktik kadang menahan diri, akal-akalan geleng-geleng kepala, menggerutu, dsb. Pokoknya cerdik sandiwara. Targetnya satu jam, salah satunya harus kalah habis. Begitu satu sudah kalah, mereka mundur perlahan-lahan. Masing-masing akan mengambil kembali kartu mereka yang sudah diisi poin. Tentu saja tidak berbarengan melainkan mundur satu per satu agar tidak ketahuan.

Sampai di sini apakah Anda sudah mampu menangkap polanya? Misalnya Acong kalah MYR 1000 otomatis Putu menang MYR 1000. Balance! Tidak ada yang kalah atau menang. Lalu apa keuntungan mereka berdua? Poin di member card bertambah. Masing-masing menerima poin GP karena sudah bermain kurang lebih satu jam. Begitu juga dengan tim lainnya, polanya sama. Sebelum keluar, Putu akan menukar koin kemenangannya ke potongan ringgit Malaysia. Lalu mereka akan bertemu di satu daerah (titik poin) sesuai yang diinstruksikan oleh the big boss. Misalnya kedai kopi atau restoran sekalian makan-makan.

Makan Gratis! Minum Gratis!

menu chicken rice kasino
Menu favorit balance player.
Anggota tim yang menang, akan menyerahkan kembali uangnya MYR 1000 kepada anggota tim yang kalah. Nanti akan kembali masuk ke kasino mirip awal mulanya. Tetap menyamar menyerupai distributor CIA atau FBI. Kali ini harus ganti meja. Kalau pertama main di meja bakarat, maka berikutnya harus di meja sicbo, rolet, dsb....diputar sedemikian rupa. Pokoknya permainan yang tidak mengenakan uang kei atau komisi (odds).

Apakah makan disediakan atau ditanggung mirip komitmen lowongan kerja tersebut? Tentu saja! Tapi makan dan minum gratis ini didapatkan juga dari penukaran poin. Ada orang yang bertugas mengajarkan cara menukar poin, mengoleksi kupon, dsb. Ini sudah sindikat! Bisa makan sup, mie, lontong, bihun atau chicken rice. Kebanyakan pasti akan memilih chicken rice (seperti nasi tim ayam) biar lebih kenyang. Bagaimana dengan minum? Sudah pasti gratis. Di kasino ada bergalon-galon air putih, kopi, teh, milo yang mampu bikin kembung dengan rasa yang standar. Sampai di sini makan minum benar-benar gratis dan setiap hari begitu.

Pertemuan Rahasia

Saat mereka bertemu untuk menyampaikan kembali duit MYR 1000 ini, mereka tidak boleh saling dikenali terutama oleh intaian ribuan kamera cctv. Bahkan masing-masing mampu duduk agak berjauhan dan di pojok restoran. Supaya tidak terpantau saling bekerja sama. Terkadang mereka juga saling menyampaikan kode mirip di toilet, kamar hotel, dsb. Menuju kamar hotel juga tidak boleh berbarengan supaya tidak ketahuan. Kalau tertangkap berair mampu berabe. Sampai di sini menurut Anda apakah ini ialah kerja, kerja beneran atau tidak? Anda jawab sendiri!

Acong dan Putu Kembali Beraksi

Setelah kegiatan makan siang selesai, mereka masuk kembali ke kasino. Target mereka kali ini harus cepat menghabiskan duit mereka dan mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya. Polanya tetap sama mirip di atas. Target kali ini ialah voucher kamar hotel gratis. Tiap-tiap orang berpeluang menerima dua kamar gratis apalagi untuk member baru. Resort World Genting memang menyampaikan promosi kamar hotel gratis untuk menjaring pengunjung.

Kalau tidak salah untuk member baru, poin GP untuk mampu menerima voucher hotel gratis tipe kamar standar di Hotel First World ialah 2,9 GP poin. Merem bermain sebentar saja sudah dapat  kamar hotel. Masing-masing anggota akan mengumpulkan 1 atau 2 voucher hotel. Nah, voucher hotel inilah yang nanti akan dijual kepada seseorang yang bertugas sebagai pengumpul atau big boss-nya. Penghasilan Acong, Putu, dkk..dihargai dari voucher hotel tersebut. Kalau pas lagi ekspresi dominan liburan (peak season) mampu dihargai lebih tinggi bahkan sangat tinggi. Tentu saja untuk menebusnya juga butuh GP poin yang banyak. Acong Putu dkk..harus bekerja lebih cepat dan giat.

Kita andaikan misalnya untuk satu voucher hotel dihargai MYR 25 maka penghasilan mereka berdua jikalau sehari mampu mengumpulkan 2 voucher kurang lebih Rp 180.000 (MYR 50). Kalikan saja dengan 30 hari maka penghasilan mereka kurang lebih Rp 5.400.000. Namun kalau lagi beruntung di mana ekspresi dominan liburan atau sedang ramai-ramainya daerah liburan Genting Highland, bisa-bisa satu voucher dihargai MYR 100 (Rp 350.000). Mendapatkan 2 voucher sama saja sehari menerima Rp 700.000. Kalikan misalnya 30 hari maka menerima kurang lebih Rp 21 juta. Wow!

Malam Waktunya Tidur

Kita anggap kerjaan hari pertama selesai. Masing-masing berhasil menerima voucher hotel dua lembar. Makan siang gratis juga sudah didapatkan. Berhubung ini ialah peran kerja, tentu tidak mampu makan semaunya. Ada jatah makan 2x sehari. Untuk makan malam tentu saja disiapkan oleh pemberi kerja. Mau makan lebih Acong Putu dkk..harus membayar sendiri. Berhubung kerja di luar negeri untuk mengumpulkan duit tentu harus hemat bukan? Kalau foya-foya bukan lagi kerja melainkan liburan.

Hari kedua semuanya tidak lagi gratis. Untuk menginap di hotel sekamar berlima atau bertiga, mereka harus pintar-pintar berkalkulasi. Salah satu dari mereka harus mengorbankan voucher hotel mereka. Makara mulai patungan dan main hitung-hitungan. Kadang ada yang satu kamar hingga tidur 6 orang mirip ikan asin berjejer dengan catatan tidak ketahuan. Tujuannya biar mampu hemat dan dapat duit banyak dibawa pulang mirip mimpi ketika belum berangkat. Bagaimana dengan makan siang? Tetap masih mampu didapatkan dengan gratis karena mampu menukar poin GP.

Hari ketiga dan berikutnya mereka harus semakin gesit dan lihai menyamar dan mengumpulkan poin. Otomatis akan cepat menerima voucher hotel yang dihargai dengan duit. Ketika satu ahad berlalu dan masing-masing sudah punya duit, tour guide mulai menunjukkan cara berhemat. Hemat sangat penting jikalau bekerja di luar negeri. Tour guide mulai mengarahkan Acong Putu dkk...menyewa apartemen bulanan di lembah bukit. Tak jauh dari Genting Highland ada apartemen yang konon berhantu dan banyak dongeng seramnya. Daripada harus nginap di hotel pakai voucher tentu sangat mahal dan tidak bebas. Jarak dari apartemen ke Genting Highland kurang lebih 5 km. Di apartemen mampu masak nasi dan sayur sendiri. Malam mampu bikin kopi dan hitung-hitung sekalian olahraga dengan berjalan kaki ke Genting. Acong Putu dkk...berpikir logis juga saran tersebut. Akhirnya tinggallah mereka semua di apartemen yang disewa secara patungan. Makara iming-iming atau komitmen daerah tinggal gratis disediakan semuanya sudah mulai bullshit

Bagaimana dengan makan siang gratis? Tentu masih didapatkan. Sebab tidak mungkin balik ke apartemen ketika sedang sibuk mengumpulkan poin. Lagian makan tinggal menukar poin. Makara tiap hari makannya ya chicken rice hingga kalau balik Indonesia akan geleng-geleng kepala melihat menu tersebut di restoran. Padahal nasi tim di sana jauh lebih enak dibandingkan Jakarta, Surabaya atau Medan. Kecuali masak sendiri tentunya.

Beda Kartu, Beda Poin, Beda Promosi

Acong Putu dkk.. dalam jangka waktu minimal 2 ahad sudah harus mengupgrade kartu mereka yang tipe klasik menjadi silver atau gold. Caranya? Harus mengumpulkan poin minimal 100 GP. Nanti ada orang yang akan mengajari mereka dan diupgrade di loket khusus mirip yang pernah kami ceritakan. Sedikit isu tambahan, bermain sekitar 1 jam mungkin akan menerima 6 - 7 GP. Bisa juga lebih tergantung seasons dan besarnya meja taruhan. Dengan jenis kartu yang berbeda mereka mampu masuk ke kasino berikutnya yang dinamakan International Room. Selanjutnya kartu harus naik lagi peringkatnya menjadi platium, dsb...sehingga menjadi member prioritas. Kalau sudah jadi member prioritas sudah enak karena mampu dapat kamar gratis pribadi dari Genting lewat promosinya. Bahkan mampu dapat email atau surat ke rumah. Karena dianggap orang kaya dan sudah loyal. Padahal belum tahu mereka otak orang Indonesia..hehe. Orang kere kok dianggap kaya. Yang lebih konyol ada balance player yang dianggap anak orang kaya oleh beberapa cewek. Mulailah si balance player membual kisah hidupnya...bla...bla...bla.. Padahal kerjanya ya begitu.

Bagaimana mengumpulkan 100 GP pertama? Sudah pasti bekerja lebih giat. Bangun lebih pagi, tidur lebih larut. Bila perlu sehari mereka harus menghabiskan waktu 15 jam di kasino. Menyamar lebih hebat lagi sebagai anggota CIA atau FBI. Nilai tukar voucher yang semakin tinggi serta bujuk rayu dan segala gombalan si pemberi kerja atau big boss tentu menambah semangat mereka. Dan memang faktanya dengan jenis kartu yang semakin bonafid semakin banyak poin yang didapatkan. Semakin banyak poin semakin banyak kupon yang mampu ditukar termasuk voucher kamar hotel tipe deluxe, suite, dsb. Kamar yang semakin keren otomatis bayaran semakin mahal.

Voucher Kamar Dijual Big Boss

Apa gunanya voucher kamar hotel ini? Voucher kamar yang sudah ditampung sudah pasti akan dijual kembali oleh big boss dan jaringannya kepada mereka yang membutuhkan. Misalnya ada pelancong yang gres pertama kali datang ke Genting. Pasti resah dan tidak akan dapat kamar hotel. Mereka-mereka inilah yang menjadi target penjualan kamar hotel yang didapatkan dari kerja keras Acong Putu dkk.. Selain itu voucher ini juga dijual di internet. Sebenarnya tak perlu kuatir tidak menerima kamar hotel di sana jikalau kita sedang berliburan. Sebab kalau rajin mondar-mandir nanti akan ketemu juga anggota sindikat mirip ini yang menunjukkan kamar hotel. Karena alasan privasi, kami tidak mampu menyampaikan nomor ponselnya. Semua voucher termasuk susukan card kamar hotel ini tentu saja mereka dapatkan dari referensi permainan balance mirip ini. Sudah sindikat. Tapi soal harga mampu fantastis dalam arti lebih murah namun mampu lebih mahal. Tergantung bagaimana kita nego, keramaian di ketika itu, teknik negosiasi, dsb. Karena voucher memiliki masa berlaku tentu saja akan diatur sedemikian rupa supaya tidak sia-sia. Inilah inti urusan ekonomi dari lowongan kerja di Genting Kasino.

Kalau Anda sering menerima proposal voucher Hotel First World di internet entah itu forum Kaskus, iklan jual beli, website distributor bola sbobet ibcbet terpercaya, biasanya voucher mirip inilah yang mereka jual. Mereka tanpa modal mendapatkannya dan mampu menjual voucher hotel. Bisnis brilian bukan? Makanya tak heran banyak orang mulai menjadi agen-agen kerja mirip ini. Sibuk cari orang mau kerja di Malaysia. Mulai pasang iklan di koran, dsb. Lebih hebat otak orang Indonesia atau Malaysia jikalau begini? Bisakah diterapkan di kasino Singapore? Anda temukan sendiri jawabannya.

Singapore, Here I'm Coming

Karena visa kita ialah visa liburan, masa berlaku paling lama 30 hari. Jika melewatinya kita akan ditendang keluar alias dideportasi (diusir secara tidak hormat). Kalau sudah dideportasi tentu tidak mampu lagi atau akan sulit masuk kembali ke Malaysia. Kita harus keluar dari Kuala Lumpur atau Malaysia. Caranya? Sudah pasti hari ke-29 turun dari Genting ke Kuala Lumpur (KL). Dari KL pribadi menuju Singapore naik bus khusus. Begitu sudah melewati perbatasan Malaysia - Singapura, paspor kita akan dicap stempel keluar oleh imigrasi Malaysia. Well done! Kita sudah keluar dari Malaysia dan tidak melanggar visa liburan.

Mengapa tidak kembali ke Indonesia saja? Tentu biayanya lebih mahal karena harus membayar tiket pesawat dan repot. Selain itu anggota sindikat mirip ini takut Acong Putu dkk...sudah tiba di Indonesia akan berubah pikiran. Makara ditawarkan ke Singapore yang tentunya jauh lebih menarik. Siapa sih yang tidak ingin jalan-jalan ke Singapore?

Satu malam di Singapore mampu berjalan-jalan dengan uang yang sudah didapatkan selama satu bulan kerja. Enak kan mampu jalan-jalan ke luar negeri? Keesokan harinya kembali lagi masuk Malaysia dan menerima visa liburan 30 hari lagi. Segera menuju Genting dan anggota CIA & FBI kembali beraksi. Bulan kedua targetnya harus semakin tinggi supaya mampu menerima poin besar sekaligus upgrade kartu lebih tinggi. Dengan demikian akan dapat duit lebih banyak. Nanti di penghujung bulan mampu kembali ke Singapura atau bahkan ke Thailand.

Apakah semuanya ini gratis? Gratis dari Hongkong! Bayar sendirilah. Uang dari hasil bekerja menyamar, bermain dan menukar voucher hotel. Pola mirip ini akan terus berulang kurang lebih selama 6 bulan. Semuanya akan berjalan lancar dan masing-masing mampu menerima uang besar kecuali untuk kondisi-kondisi mirip di bawah ini:
  1. Anggota CIA dan FBI kebongkar kedoknya oleh petugas.
  2. Anggota CIA dan FBI ikut bermain judi.
Acong Putu dkk...kalau terbongkar kedoknya mampu runyam. Kamera di kasino bahkan daerah liburan di Genting memantau setiap pengunjung 24 jam nonstop. Kadang tertangkap berair dibiarkan saja. Jika sudah sangat berlebihan maka akan ditindak. Kartu member Acong Putu dkk...bisa ditahan dan ditarik kembali. Semua poin atau voucher yang didapatkan pribadi dibatalkan. Bahkan bisa-bisa Acong Putu dkk..tidak diizinkan masuk kasino. Kalau sebelum satu bulan bekerja sudah terbongkar, nasib Acong Putu dkk...bisa runyam. Sebab mereka belum menerima uang yang cukup untuk membeli tiket pesawat pulang ke Jakarta. Agen, pemberi kerja, tour guide atau big boss...bisa-bisa menghilang tanpa jejak bahkan menyangkal mempekerjakan mereka. Sebab memang ini ilegal. Alih-alih mau pulang Jakarta malah tidak punya duit.

Acong Putu dkk...juga mampu runyam sendiri jikalau uang yang sudah terkumpul malah tergiur main kasino. Makanya sangat diwanti-wanti dari awal jikalau mau ikut bekerja tidak boleh main judi. Kalau main judi otomatis melanggar aturan yang dibuatkan dan mampu ditinggalin sama tour guide atau big boss. Dipecat dari tim dan pribadi dipulangkan ke Indonesia. Kalau mampu menang tentu lebih enak bahkan mampu kaya sendiri. Namun jikalau kalah mampu bisa luntang lantung kayak pengemis. Ujung-ujungnya tewas loncat bunuh diri dan jadi hantu menakuti orang di First World Hotel. Bikin aib Indonesia.

Kesimpulan Kami

Kurang lebih itulah referensi permainan dengan proposal kerja di Genting Casino, Malaysia ini. Bukan judi karena ini balance player. Melanggar aturan? Sudah pasti. Sudah banyak yang ditangkap dan menerima sanksi. Lalu mengapa tidak ditutup saja peluang curang mirip ini? Karena memang tidak mampu ditutup!

Genting Highland mampu gulung tikar dan sepi jikalau tidak ada promo buat para pemainnya. Promo hotel gratis dan makan gratis semuanya ialah episode dari kegiatan marketing. Apapun di dalam hidup ini selalu ada celahnya bagi yang jenius. Tak heran di sana terus digenjot banyak sekali wahana supaya nanti sekalipun kasino tutup atau sepi, Genting Highland tetap jalan dikarenakan telah menjadi daerah hiburan dan liburan kelas dunia. Tidak lagi mengandalkan kasino. Persis mirip sejarah Las Vegas yang semakin kecil porsi kasinonya. Kasino hanyalah langkah awal mengumpulkan modal. Semua ini bicara taktik dan terlalu luas untuk dikupas bahkan termasuk taktik negara secara global. Apalagi sekarang Genting Grup sudah punya kasino di Singapore dan punya banyak urusan ekonomi termasuk perkebunan sawit dan pertambangan di Indonesia. Mereka siap-siap menutup kasino mereka juga. Menurut kami suatu ketika kasino Genting ini akan ditutup jikalau yang Singapore ini mampu menguntungkan mereka.

Kalau mau jujur, modal MYR 1000 yang dimainkan Acong Putu dkk...bisa saja ialah uang mereka sendiri. Ingat setoran Rp 5 juta? Makara dengan uang main kasino sendiri, tiket PP beli sendiri, bayar sewa apartemen sendiri, makan dengan hasil kerja sendiri, diupah tidak sesuai harga sewa hotel, kira-kira apakah benar ini lowongan kerja atau manipulasi kebodohan manusia? Belum lagi risiko ditangkap atau disidik karena ketahuan. Anda yang mampu menjawabnya sendiri.

Lalu apakah boleh ikut bekerja? Kalau ditanya boleh apa tidak, ya boleh-boleh saja. Hitung-hitung cari pengalaman atau tabrak nasib. Apakah aman dan legal? Ya Anda jawab sendiri. Jika Anda sendiri mampu menerima voucher tersebut dengan uang sendiri, mengapa harus menjualnya ke orang lain? Mengapa tidak menjualnya sendiri mirip mereka-mereka ini? Kalau masih terpaksa ingin ikutan, saran kami hindari distributor atau calo yang meminta duit keberangkatan. Usahakan yang memberangkatkan kita tanpa biaya. Toh kita yang cari duit buat mereka kok? Kita hanya butuh paspor saja. Selain itu ikuti aturan mainnya dan pintar-pintarlah berperan sebagai anggota CIA atau FBI. Jangan ikut berjudi jikalau sudah menerima hasilnya. Sebelum berangkat, pastikan Anda juga memiliki sedikit uang saku. Jika ada masalah, ketemu hal-hal yang tidak beres atau ketangkap, Anda tinggal beli tiket dan pulang Indonesia.

Kalau Anda punya sobat yang bangga-banggain punya kartu member gold dari Genting Casino, Anda suruh saja simak artikel ini. Jangan mau dibodoh-bodohin orang. Mungkin mereka bukan judi di kasino tetapi dipekerjakan sebagai balance player. Dalam 3 hari Anda pun mampu upgrade ke gold jikalau mau. Bahkan cewek-cewek akan menduga Anda anak orang kaya dari Indonesia. Habis kalah banyak e...masuk dan main lagi. Duit tidak berseri. Hebat!
 

0 comments:

Post a Comment