Melacak Penipuan Tips Prediksi Bola

Bisnis tipster bola lahan basah.

Ketika berbicara taruhan sportsbook terutama sepakbola, tentu kita mengenal yang namanya tips atau tipster. Benarkah tips-tips yang diperjualbelikan tersebut benar-benar kompeten dan valid untuk memenangkan sabung pertandingan tersebut? Apakah benar jikalau seorang bettor yang membeli atau memesan tips dipastikan untung? Jika untung, di manakah letak keuntungannya? Jika tidak menang mengapa banyak orang yang ingin membelinya? Berikut yakni ulasan lengkap soal jasa prediksi ala tipster tersebut.

Real Prediction vs Manipulatif Prediction

Beranikah kita membeli sebuah tips seharga Rp 20 juta atau bahkan lebih? Jika untuk satu sabung saja sedemikian mahal, bagaimana jikalau ada 10 sabung dalam satu malam? Tentu menjadi lahan urusan ekonomi yang mampu memanen banyak uang. Itu hanya untuk satu pembeli. Bagaimana jikalau ada ribuan pembeli dari seluruh dunia? Misalnya dari Asia, Eropa, Australia, Afrika, dsb. Sangat-sangat menggiurkan. Makanya muncul aneka macam tawarannya di internet bahkan diiklankan lewat google adwords. Ada yang mengklaim pengalaman 20 tahun, ada yang mengklaim return on investment (ROI) di atas 200%, dsb.

Pertanyaan pertama: mengapa harga tips taruhan bola mampu sedemikian mahal? Jawabannya yakni sebab memprediksi bola bukanlah perkara mudah. Tidak mampu sembarangan menyebut apalagi berdasarkan feeling. Kalau hanya sembarang menyebut itu artinya tebak menebak. Itu bukan kerjaan tipster. Tipster yakni mereka yang fokus menghabiskan banyak waktu untuk mengamati sebuah liga atau hanya sebuah klub saja. Mereka memang seorang jago menganalisa dan memiliki banyak berkas atau dokumen pendukung. Makara wajar mahal sebab ini bicara kerja keras dan bisnis.

Gagal? Kami Ganti Gratis!

Mahal tidak menjadi soal jikalau sempurna dan baiklah punya. Sayangnya sebab saking mahalnya tentu tidak dianjurkan kepada mereka yang gres saja terjun ke taruhan bola ini. Tidak mungkin cuma bet Rp 200.000 per sabung kita mau membeli tips Rp 5 juta. Ini namanya tekor! Tidak logis! Bagaimana jikalau kita bertaruh katakanlah Rp 100 juta per sabung dan ada yang menjual tips seharga Rp 10 juta? Kalau tembus dan oke, masih untung Rp 90 juta. Hajarrr! Bisa cepat jadi milyarder.

Masalahnya adalah: benarkah tips-tips tersebut manjur? Kalau meleset bagaimana?

Meski tidak ada garansi 100% sempurna dan tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang mampu menjamin 100% prediksinya tepat, namun istilah "mengganti prediksi" terlihat abnormal dan konyol. Kalau begitu polanya, bukankah semua orang bisa? Kalau meleset tinggal ganti saja prediksi berikutnya secara gratis. Kalau meleset lagi, ganti lagi, ganti lagi, ganti lagi. Nah ujung-ujungnya sudah pasti ada yang menang. Di sinilah pola permainan prediksi manipulatif!

"Jika gagal maka kami ganti dengan prediksi gratis di hari berikutnya."

Jika kalimat yang dipergunakan demikian, semua orang mampu berbisnis tipster. Toh kalau gagal tinggal diganti. Gampang kan? Masa gagal terus? Pilih saja laga-laga klub papan atas menyerupai Juventus, Chelsea, Munchen, Madrid, PSG, dsb. Salah satu dari mereka pasti akan menang. Selesai! Uang pun masuk kantong.

Celakanya, bagi pembeli tips jikalau masih percaya pola usulan menyerupai ini, harus menggunakan jurus melipat taruhan. Kalau tidak, pasti tekor. Contohnya menyerupai di bawah ini. Kita lupakan dulu nilai kei yang ada.

100 <== bet 1
200 <== bet 2
400 <== bet 3
800 <== bet 4
1.500 <== total modal diharapkan

Yang di atas yakni teknik melipat yang sudah dikenal dalam ilmu taruhan atau spekulasi bidang apapun. Kalau umpama sebuah tips senilai 50 maka di posisi bet pertama gagal, kita sudah kehilangan 100. Karena tips diganti alias tidak perlu membayar maka jikalau bet ke-2 lolos, kita menang 100 (200-100). Sekarang tinggal dikurangi uang pembelian tips, maka masih untung 50. Kurang lebih menyerupai itu.

Tetapi jikalau tidak melipat misalnya dibet dengan jumlah tetap:

100 <== bet 1
100 <== bet 2
100 <== bet 3
100 <== bet 4
400 <=== total modal diperlukan

Maka setiap kali ada yang gagal alias meleset kita sudah rugi uang tips. Kerugian ini bertambah jikalau tips meleset 2x berturut-turut. Misalnya rujukan bet 1 dan 2 gagal, kita sudah rugi 200 + 50 uang tips menjadi 250. Nah, kalau bet ke-3 tips gratis dan menang, kita cuma menang 100. Masih rugi 150. Sangat tidak rasional bukan?

Yang jadi masalahnya yakni jikalau menggunakan jurus melipat, membutuhkan modal lebih besar bahkan sangat besar tergantung target yang ingin dicapai. Bandingkan antara yang pertama modalnya 1.500 sedangkan yang kedua cukup 400. Bagaimana sekarang? Makara harus lebih berakal menyeleksi dan perlu kalkulasi atau teknik.

Tips Berbayar atau  Gratis?

Tidak ada makan siang gratis. Kita juga harus mengakui hal ini. Jangan pernah berharap bahwa orang-orang akan memperlihatkan tips secara gratis selamanya. Sebuah prediksi yang paling sederhana pun minimal butuh sebuah koran atau tabloid olahraga yang dibeli dengan uang. Apalagi jikalau dihubungkan dengan terusan internet, waktu, pikiran, dsb. Semuanya butuh biaya dan modal. Makara tipster berbayar yakni sebuah hal yang wajar dan logis.

Yang jadi masalahnya yakni teknik mengganti prediksi yang gagal dengan prediksi gres hingga menang bukanlah begitu caranya. Itu terlalu manipulatif dan semua orang mampu melakukannya. Apalagi jikalau diminta membayar sejumlah uang yang mahal. Lalu bagaimana logis dan masuk akalnya sebuah jasa tipster?

Menurut analisa dan penelusuran kami, yang masih logis yakni usulan yang mengganti kerugian sekian persen jikalau tips tersebut gagal. Misalnya diganti 25% atau 50% dari uang pembelian tips. Maksudnya? Begini:

Misalnya harga sebuat tips yakni Rp 1 juta, maka jikalau meleset si tipster akan mengembalikan uang kita berikut bunganya sebagai jaminan. Kalau itu 25% maka dikembalikan Rp 1.250.000, jikalau itu 50% maka dikembalikan Rp 1.500.000. Tentu saja kita sebagai pembeli tips akan lebih yakin. Kalau tips yang diberikan abal-abal atau sembarangan, tentu si penyedia jasa tipster mampu bangkrut. Semoga dimengerti. Anda lebih suka pilih yang mana? Yang mengganti prediksi berikutnya gratis atau yang membayar ganti rugi?

Masalahnya adalah: kadang kita tidak mampu memastikan apakah sebuah layanan tipster cukup profesional atau masih manipulatif. Meski mengganti sejumlah uang atas tips yang gagal, tetap saja mampu dimanipulasi. Contohnya begini:

Katakanlah sabung UEFA England U17 vs Netherland U17. Harga masing-masing tips yakni Rp 1 juta. Jika ada 20 pembeli tips, tipster mampu menyuruh 10 orang memegang England dan sisanya memegang Netherland. Pasti ada yang gagal dan ada yang menang.

Katakanlah nilai pengganti yakni 50%. Berapa keuntungan dari urusan ekonomi tipster manipulatif menyerupai ini? Yang menang menyumbang Rp 10 juta. Tinggal dikurangi 50% dari yang kalah (500.000 x 10 = 5.000.000). Makara ujung-ujungnya masih untung Rp 5 juta. Luar biasa. Ibarat peramal togel, yang satu disuruh pasang genap dan satunya lagi disuruh pasang ganjil. Selalu ada yang memperlihatkan komisi.

Sungguh manipulatif dan kita harus sampaumur mencernanya. Di internet aneka macam penipuan-penipuan kecil menyerupai ini. Bukan cuma soal prediksi bola dan togel saja melainkan jual beli di sejumlah forum atau iklan baris.

Kriteria Tipster Profesional

Tipster profesional mampu mengenakan biaya (tidak gratis). Harap ingat baik-baik. Karena semua butuh modal dan waktu. Jika ada yang memberikannya gratis maka itu yakni anugerah atau sukarela.

Tipster profesional tidak menggaransi 100% lolos. Dunia taruhan bola bukan matematika 1 + 1 = 2. Ada aneka macam faktornya. Kalau menilai klub/tim yang menang gampang tetapi saat diperhadapkan dengan handicap maka mampu lain lagi ceritanya. Menilai tipster tidak boleh berdasarkan 1 - 2 sabung saja tetapi harus secara keseluruhan (global). Biasanya minimal 20 laga. Baru tertangkap tangan berapa persentase lolos dan keuntungannya. Jika total lolos di atas 70% maka boleh dikatakan sudah top markotop.

Tipster yang profesional tidak selalu hadir setiap hari bahkan dalam setiap sabung dan liga. Jika dilihat tidak ada celah atau peluang maka seringkali tips tidak diberikan daripada mengorbankan uang member. Karena memang tidak memungkinkan dengan hasil analisa yang ada. Yang menjanjikan setiap sabung atau setiap hari pasti ada tips maka terlalu bernyali. Jangan hingga nanti ujung-ujungnya mengganti tips ke hari berikutnya hingga tembus.

Tipster yang profesional memperlihatkan tips di semua liga dan sabung jikalau memang menemukan peluang untuk itu. Tidak terbatas pada bola cacing (liga-liga tidak terkenal) saja. Kalau terbatas pada liga tidak terkenal maka itu sudah menjadi episode dari jaringan cecunguk bola. Kalau bola cacing sudah pasti ada permainannya. Makanya seringkali kita lihat tips justru untuk pertandingan tertentu yang kadang tidak terkenal. Itu berbahaya!

Tipster profesional tidak membatasi jumlah bet membernya. Apa hubungannya dengan nilai bet yang ingin dipasang membernya? Kalau yang membatasi itu pasti gak beres. Makanya jangan pernah percaya jikalau ada tipster yang membatasi bertaruh di atas sekian rupiah atau dollar. Jika melebihi maka akan kalah. Omong kosong! Mungkin saja sang tipster takut orang menang lebih banyak dari biaya membeli tips.

Tipster profesional harus mampu menunjukkan tips-tipsnya biar diujicoba sebelum dibeli oleh pemain (bettor). Hal ini jarang ditemukan. Dalam satu hari terutama weekend (Sabtu - Minggu) mampu ada ratusan sabung pertandingan. Jika ada yang bagus, masa memperlihatkan ujicoba gratis satu saja tidak rela? Lain halnya jikalau memang tidak ditemukan hasil analisanya. Tetapi minimal yang profesional memperlihatkan ujicoba prediksi mereka. Namun kalau kita ingin terus menerima yang gratis, sungguh tidak bijak juga.

Semoga bermanfaat!