Ilustrasi tabloid bola yang kami gunakan. |
Ini semacam flash back. Kami akan membagikan sebuah pengalaman yang cukup paten kurang lebih 2 tahun yang lalu. Pernahkah Anda merenungkan atau bertanya-tanya meski hanya di dalam hati: bisakah kita menang taruhan bola hanya dengan informasi-informasi yang ada di tabloid bola atau koran khususnya rubrik olahraga? Kami percaya kalau seseorang sudah masuk ke industri ini maka semua cara pasti akan digunakan. Salah satunya ialah jalan masuk atas informasi terbaru. Mirip ibarat manajer investasi atau pialang saham yang selalu membaca harian urusan ekonomi hanya untuk mengamati trend pasar, corporate action si emiten, laporan keuangan terbaru, rumors, dsb.
Semua informasi tersebut tentu saja ditulis dan dilaporkan oleh wartawan yang khusus menangani topik tersebut. Wartawan juga ada bidangnya masing-masing yang biasanya diadaptasi dengan background pendidikannya. Kalau pendidikannya S1 ekonomi maka ditugaskan meliput topik seputar ekonomi, perbankan dan bisnis. Jika lulusan S1 teknik, biasanya ditugaskan melaporkan hal-hal yang ada hubungannya dengan teknologi industri, yang lulusan komputer biasanya ditugaskan menulis artikel teknologi informasi, dst. Dalam beberapa kasus tentu saja ada juga yang balasannya menjadi mahir di sebuah topik namun di luar latar belakang pendidikannya. Kata orang "bisa karena biasa".
Dulu ada sebuah tabloid olahraga yang 80% materinya fokus di sepakbola. Tabloid ini terbit hanya seminggu sekali. Waktu dulu kalau memprediksi bola cukup membaca tabloid ini. Uniknya 90% hasil analisa dari tabloid ini selalu menjadi duit. Pokoknya top markotop deh! Jangan salah, tabloid ini sama sekali tidak menyediakan prediksi bola. Tidak ibarat sebuah koran ibukota yang dengan berani menampilkan handicap serta prediksinya.
Bagaimana cara kami memanfaatkan informasi di tabloid ini? Sebenarnya sederhana. Kami hanya menggunakan nalar dasar teladan kerja sebuah industri penerbitan atau media massa. Apa yang paling heboh, paling oke, paling seram, paling ditakuti, paling buruk, paling baru, biasanya itulah yang akan diangkat ditampilkan pertama untuk menarik pembaca. Makanya ada slogan di kalangan wartawan yang berbunyi,
"Bad news is a good news."
Semua yang buruk-buruk selalu laris manis dicari orang. Apalagi kalau mampu dipelintir dengan gaya bahasa provokasi, dijamin tambah heboh. Misalnya gosip kecelakaan, petaka banjir, pejabat selingkuh, pemerkosaan, artis kawin cerai, dsb. Dan entah kenapa kita justru mencari yang begitu-begitu. Lihat saja gosip radio, televisi termasuk koran apalagi Poskota dan si Lampu Hijau. Benar-benar penasaran yang bikin ngakak. Headline-nya tidak main-main:
"Anak ABG Minum Jamu Kuat. Memperkosa Putri Tukang Becak, ee..Kalah Digebukin Tukang Becak."
"Jokowi - SBY: Ada Rahasia di Antara Kami Berdua."
Coba, bayangkan. Melihat headline ibarat itu siapa yang tidak bakalan kepincut untuk segera membeli dan melumat semua isinya? Itulah hebatnya wartawan menulis dan memasarkan produk mereka. Begitu juga dengan tabloid bola yang kami sebutkan di awal. Untuk memprediksi bola, kami cukup membaca judul headline-nya saja. Biasanya tabloid ini terbit di selesai pekan. Tahu sendiri bahwa weekend (Sabtu Minggu) ialah surganya pertandingan sepakbola.
Analisa Headline
Kami tidak membaca isi tabloid tersebut untuk memprediksi bola. Kami cukup membaca headline alias judulnya saja. Dari judul ini akan terbaca kira-kira tim mana yang diunggulkan, apa yang ingin diangkat oleh tim redaksi. Kami hanya memanfaatkan kerja keras dan hasil rapat dewan redaksi. Tentu saja yang dikeluarkan selalu melalui hasil rapat yang biasanya sedang heboh. Biasanya penulis artikel sepakbola di koran atau tabloid juga ambil dari media internet. Ini cara kerja penerbitan media massa. Mereka pasti selalu menyimpan data faktual atau empiris sehingga berani mengangkat headline demikian.
Contoh misalnya dari Liga Inggris. Pasti ada banyak berkelahi yang dipertandingkan tetapi tentu tidak semua akan mampu menjadi headline alasannya ialah halaman muka tabloid tidaklah muat. Belum lagi dengan Liga Italia, Liga Jerman, Liga Spanyol, dst. Terlalu banyak maka diambillah yang kira-kira bakalan seru dan mampu menarik pembaca. Dengan demikian akan muncul satu laga. Misalnya dengan headline:
Kesempatan Setan Merah Membalas Dendam.
England Premier League: (Manchester United vs Southampton)
Live: Sabtu, SCTV
Nah, dari sana terlihat bahwa MU sangatlah diunggulkan. Ada kata-kata "kesempatan" dan "membalas dendam". Berarti ada ambisi dan semangat. Pasti pernah kalah sebelumnya dan akan bermain ofensif (penuh serangan). Setelah itu pribadi kami cek handicapnya di WAP SPBO saat sudah dikeluarkan sekitar jam 10 pagi. Apakah benar MU ngevoor minimal 0,5 bola? Jika benar maka ini menandakan bagus. Kami simpan catatan tersebut dan menjelang berkelahi dimulai kami lihat kembali handicap tersebut. Apakah ada penurunan atau tidak. Jika tidak maka pribadi hajar MU. Biasanya selalu manjur.
Contoh lainnya:
Contoh lainnya:
Bertekuk Lutut di Tanah Madrid.
La Liga: Atletico de Madrid vs Deportivo La Coruna
Live: Minggu, TransTV
Nah, dari sini terbaca jelas-jelas hasil olah redaksi memprediksikan bahwa Coruna pasti akan keok di hajar ATM. Kata-kata "bertekuk lutut" ini artinya bakalan tidak ada perlawanan sama sekali. Jika ATM berani ngevoor di atas 1,25 bola maka posisi mengagumkan menghajar habis ATM. Mainkan maksimal saldo yang ada. Biasanya 90% pasti jadi duit. Skor mampu 3 - 0, 3 - 1 bahkan 4 - 0, tanpa perlawanan.
Masalahnya hanya satu. Satu ahad hanya mampu menjebol brankas bandar bola satu kali (satu partai). Tidak mampu lebih alasannya ialah tabloid ini terbit seminggu sekali. Tetapi ini cukup menghasilkan apalagi kalau menggunakan jurus melipat atau optimasi jurus melipat.
Masalahnya hanya satu. Satu ahad hanya mampu menjebol brankas bandar bola satu kali (satu partai). Tidak mampu lebih alasannya ialah tabloid ini terbit seminggu sekali. Tetapi ini cukup menghasilkan apalagi kalau menggunakan jurus melipat atau optimasi jurus melipat.
Sayangnya, mungkin dianggap laris manis tiba-tiba di awal tahun 2013 tabloid ini mulai diterbitkan secara harian. Seminggu terbit 7 kali dan ada yang versi mingguan juga. Apa yang mampu ditebak kalau sudah terbit harian? Ujung-ujungnya kejar jam tayang atau target berita. Semua ditulis asal-asalan bahkan hal-hal yang tidak penting juga dimuat semoga mampu terbit setiap hari. Headline-nya sekarang boleh dikatakan tidak ada gunanya lagi. Yang penting terbit dan jadi duit. Kami pun tidak lagi mengkonsumsi gosip tersebut. Masih beli? Masih cuma sesekali saja kalau pas tidak ada waktu mengakses internet. Namun dengan memiliki perangkat gadget android sekarang kami cari informasi bola lewat internet. Begitu mudah dan begitu lengkap.
Itulah salah satu pengalaman kami. Anda boleh mencobanya siapa tahu Anda menemukan jurus yang lebih tokcer dari headline-headline media massa yang ada. Atau jangan-jangan tabloid bola tersebut akan membenah diri saat redaktur mereka membaca blog kesayangan kita ini. Semoga saja sehingga kita tidak perlu lagi susah-susah memprediksi bola. Biarkan mereka yang merangkumnya untuk kita lalu kita pergunakan. Cukup menafsirkan arti ketimpangan judul headline mereka wacana berkelahi kedua klub yang ditampilkan. Bagaimana menurut Anda? Semoga bermanfaat!
0 comments:
Post a Comment