Ilustrasi indikasi pertandingan sepakbola sudah diatur. |
Meski goresan pena ini cenderung bersifat opini, perkiraan atau meraba-raba, tetapi tolong dijadikan masukan untuk berpikir lebih lanjut dan lebih serius. Kita tidak sedang berbicara mampu menang atau kalah dalam bertaruh bola. Menang kalah itu hal biasa. Tidak ada orang yang 100% mampu memprediksi dengan sempurna semua laga. Kadang pagi menang, malam kalah. Kadang di Liga Inggris kalah tetapi di Liga Italia menang, dst. Bola itu bulat dan memang susah diprediksi. Yang kita bicarakan ini yakni kekerabatan antara pengenaan handicap, odds dengan hasil skor pertandingan bola tersebut. Kalau tim mana yang menang atau kalah sudah mampu ditebak dari awal terutama mengacu pada 1X2. Cukup melihat nama-nama pemain yang bercokol di tim tersebut. Namun begitu dikaitkan dengan handicap dan voor-voor-an, bukankah sedikit menggelitik?
Dari awal, bandar bola tidak pernah menentukan apalagi memaksa kita untuk harus memilih tim A daripada tim B. Tidak! Kita bebas bertaruh dan memilih. Ibarat mencari jodoh, kita bebas memilih pasangan dari lautan samudera luas insan baik, insan cantik, insan tampan, insan tidak bertanggungjawab, insan nakal, insan jahat, dsb. Jika salah memilih, salah siapa? Padahal ini bebas kita pilih loh. Lalu apakah pokok permasalahannya ada di otak atau contoh pikir kita sehingga cenderung ke posisi A, B atau bahkan C? Atau malah bermasalah di mata kita sehingga dalam melihat odds membuat kita cenderung memilih tim A daripada tim B? Jika benar demikian lalu pertanyaannya yakni "mengapa mampu begitu?" Ada apa bekerjsama di otak kita? What happen with us? Untuk itulah artikel ini dibuat dan dipastikan mampu menambah wawasan dan skill membaca pasaran bola.
Mari kita mulai dari yang pertama!
Dari awal, bandar bola tidak pernah menentukan apalagi memaksa kita untuk harus memilih tim A daripada tim B. Tidak! Kita bebas bertaruh dan memilih. Ibarat mencari jodoh, kita bebas memilih pasangan dari lautan samudera luas insan baik, insan cantik, insan tampan, insan tidak bertanggungjawab, insan nakal, insan jahat, dsb. Jika salah memilih, salah siapa? Padahal ini bebas kita pilih loh. Lalu apakah pokok permasalahannya ada di otak atau contoh pikir kita sehingga cenderung ke posisi A, B atau bahkan C? Atau malah bermasalah di mata kita sehingga dalam melihat odds membuat kita cenderung memilih tim A daripada tim B? Jika benar demikian lalu pertanyaannya yakni "mengapa mampu begitu?" Ada apa bekerjsama di otak kita? What happen with us? Untuk itulah artikel ini dibuat dan dipastikan mampu menambah wawasan dan skill membaca pasaran bola.
Mari kita mulai dari yang pertama!
Pemain Bola Gajinya Luar Biasa
Gareth Bale |
Itu cuma gaji sang mega bintang, belum termasuk pemain inti lainnya. Jumlah pemain inti satu tim mampu lebih dari 20 orang belum termasuk gaji official klub menyerupai manajer, penata kostum, petugas kesehatan, office boy, pengemudi, dsb. Dari mana klub mampu mendapatkan pemasukan tersebut secara rutin? Kok mampu gaji sebesar itu? Emangnya berapa sih nilai hadiah dari sebuah tubruk kompetisi menyerupai Liga Inggris, Liga Jerman, Liga Spanyol, Liga Champions, dsb? Pernahkah Anda berpikir akan hal-hal menyerupai ini?
Okelah kita anggap pemasukan klub dari jual beli (transfer) pemain. Lalu apa yang dikejar klub saat membeli pemain jago dengan nilai transfer super mahal? Katakanlah misalnya soal sponsor, hak siar, penjualan merchandise, dsb. Sah-sah saja karena jikalau sebuah klub sudah punya nama maka mampu mendatangkan uang dari semua hal di atas terutama sponsor merek yang menempel di dada kostum pemain setiap kali berlaga. Ini tentu mahal sekali karena bicara marketing yang mampu menjangkau milyaran umat insan di seluruh bagian dunia. Dibandingkan menyebar brosur fotokopi promosi tentu lebih hemat bukan? Cukup tayang di liga ternama disaksikan ratusan juta pasang mata.
Belum lagi jikalau klub tersebut punya nama sekelas Manchester United (MU). Dari tur liburan ke sangkar mereka di Old Trafford saja sudah mampu menghasilkan ratusan milyar per tahun. Belum termasuk sekolah pendidikan bola usia dini, pemain menjadi bintang iklan, dsb. Memang sangat jago dan sangat menjanjikan. Masalahnya tidak semua tim atau klub sehebat dan seterkenal itu. Bagaimana dengan tim-tim kecil apalagi tim-tim di negara Italia yang terkenal berandal dan banyak kasusnya? Jika sebuah klub sudah mampu dikuasai jaringan berandal untuk bermain, maka pasti akan menyebar ke klub-klub lain di negara lainnya sekalipun itu di Liga Inggris dan Liga Spanyol yang terkenal sangat fair play.
Makara dengan besarnya gaji pemain bola dibandingkan atlet cabang olahraga lainnya, kita patut curiga bahwa mampu jadi pertandingan bola diatur sedemikian rupa. Sumber pemasukan utama klub pasti ada dari sumber diam-diam selain yang wajar-wajar menyerupai yang sudah kita sebutkan di atas. Bagaimana menurut Anda?
Bersambung ke artikel berikutnya == > SPONSOR KLUB
0 comments:
Post a Comment