Home » , » Posisi Bandar Taruhan Bola

Posisi Bandar Taruhan Bola

Bandar bola ialah mediator pemain.
Satu hal yang sangat penting yang harus diketahui seputar dunia taruhan bola ialah mengenai "posisi bandar bola". Posisi bandar bola ini menentukan kelangsungan dunia taruhan ini. Seperti apakah itu? Di manakah bandar bola memihak? Berikut kami jelaskan secara gamblang.


Mari kita jawab pertanyaan ini: "Apa bahwasanya tujuan orang mendirikan perusahaan/website taruhan bola?" Sebab semakin hari semakin banyak muncul bandar-bandar bola ini. Harap diingat bahwa bandar bola berbeda dengan agen bola. Bandar bola ialah daerah kita bertaruh (bet) bola secara pribadi sementara distributor ialah website yang membantu kita mendaftar di bandar bola tersebut. Terlihat menyerupai tetapi tidaklah sama. Saat ini juga bermunculan peluang bet bola tanpa melalui agen. Istilahnya kita pribadi bermain ke bandar bola tanpa lewat orang lain atau pihak ketiga. Konsep berpikirknya sederhana: buat apa melewati distributor kalau mampu secara langsung? Beberapa contohnya yang mampu secara pribadi menyerupai 188Bet, Mansion88 (M88), dst.

Beberapa nama besar bandar bola yang ada di dunia baik secara pribadi atau lewat distributor antara lain: SBOBET, BET365, 188BET, Betfair, William Hill, Ladbrokes, M88, IBCBET, Dafabet, Fun88, Paddy Power, dsb. Ada aneka macam di mana masing-masing memiliki wilayah pemasaran tersendiri yakni Asia, Australia, China Mainland, Europe, United States, United Kingdom, Canada, Afrika, dsb. Khusus untuk Indonesia kita hanya mampu bermain di beberapa bandar bola saja sesuai dengan wilayah operasional mereka masing-masing.

Keuntungan Bandar Bola

Munculnya banyak bandar bola ini tidak terlepas dari faktor urusan ekonomi dan ekonomi. Baik secara lokal, regional atau internasional. Total nilai keuntungan yang mampu diraih sangatlah besar bahkan menakutkan. Makanya kita mendengar tiba-tiba ada pengusaha yang berbisnis bola, membeli klub sepakbola, dsb. Semua ini ada tujuannya.

Semakin banyak pemain (bettor) yang berhasil diraih untuk bergabung dan bertaruh maka semakin besar peluang bandar bola tersebut meraup keuntungan. Terlepas apakah pemain itu menang atau kalah, bandar bola selalu diuntungkan. Bandar bola hanyalah mediatornya saja. Mempertemukan taruhan pemain yang satu dengan pemain lainnya. Keuntungan ini akan semakin berlipat ganda kalau bandar bola tersebut juga membuka judi kasino online. Mengapa menguntungkan? Karena hampir semua bentuk judi kasino online itu peralatannya mampu dimanipulasi baik secara manual, digital atau elektro magnetik. Makara harus diwaspadai dan tidak kami sarankan. Untuk alasannya sudah kami kupas di artikel berandal judi online.

Satu hal yang harus kita ketahui: bandar bola tidak pernah mampu bangkrut. Kalau bisnisnya sepi lalu tutup, itu mampu terjadi. Misalnya kurang berhasil memasarkan produk dan urusan ekonomi mereka untuk merekrut pemain (member). Lama-lama pasti tutup alasannya tidak mampu meraih untung untuk menutup biaya operasional yang jumlahnya tidak sedikit. Selain itu yang biasanya gulung tikar ialah agen bola tetapi sesumbar mengaku sebagai bandar bola. Agen bola ini gulung tikar alasannya ikut bertaruh lalu kalah sehingga melarikan duit pemain. Dikejar-kejar dan didesak terus, risikonya kabur. Itu yang terjadi selama ini.

Meskipun kita menang Rp 10 milyar dalam sehari, bandar bola tidak akan bangkrut. Sebab posisi mereka hanya sebagai mediator memutar uang taruhan semua pemain dari seluruh dunia. Petaruh Indonesia menang, belum tentu petaruh di Thailand menang, bukan? Kalau petaruh Indonesia dan Thailand menang, belum tentu demikian di Malaysia, Singapura, Vietnam, Hongkong, Jepang, bukan? Pasti ada yang menang dan kalah, pasti ada yang memegang klub A dan lawannya klub B, ada yang pegang over dan ada yang under, begitu seterusnya.

Ilustrasi Perputaran Uang di Taruhan Bola

Mari kita anggap ada dua petaruh bola: Acong dan Ucok. Acong dari Pontianak dan Ucok dari Medan. Acong dan Ucok masing-masing bertaruh Rp 100 ribu. Makara total ada Rp 200 ribu uang yang terkumpul. Uang Acong pindah ke Ucok atau sebaliknya dari Ucok pindah ke Acong. Bertaruh Rp 100 ribu mendapatkan Rp 200 ribu termasuk modal. Ini yang disebut taruhan tradisional tanpa lewat mediator.

Bagaimana kalau Acong kalah lalu kabur atau tidak membayar? Atau sebaliknya Ucok kabur dan ngotot tidak mau membayar? Tentu saja tidak akan terjadi proses taruhan ini. Masing-masing akan saling mencurigai, meragukan sehingga ujung-ujungnya tidak jadi bertaruh. Hanya mampu nonton bola sambil terdiam dan kurang dag dig dug.

Makara hingga di sini kita paham bahwa tanpa mediator, boleh dibilang hampir mustahil mewujudkan yang namanya taruhan bola, transaksi saham, valas, indeks komoditi, hedging, jual beli online, dsb. Siapa mempercayai siapa, siapa yang mampu menjadi penengah, dsb? Nah, di sinilah bandar bola berperan persis menyerupai pialang saham atau bank.

Setiap pilihan taruhan baik dari si Ucok atau Acong akan selalu dikenakan odds. Boleh dibilang semuanya ada odds tersebut apapun pilihan taruhan kita. Mau pegang tuan rumah, tamu, over, under, genap, ganjil, dsb. Misalnya pegang bawah kena kei -19, pegang atas kena kei -03. Mau tercipta gol berapa pun atau klub mana pun yang menang, setiap pemain yang kalah dari kedua sisi (Ucok dan Acong) harus membayar lebih dari nilai taruhan. Jika bertaruh Rp 100 ribu maka yang pegang atas harus membayar Rp 103.000, sedangkan yang pegang bawah membayar Rp 119.000. Jika menang hanya mendapatkan Rp 100.000. Ke manakah selisih uang Rp 3.000 dan Rp 19.000 tersebut? Sudah pasti menjadi milik bandar bola sebagai mediatornya. Inilah yang dimaksud uang kei atau odds itu. Semua bidang urusan ekonomi dan transaksi ekonomi memiliki uang komisi menyerupai ini.

Sekarang kita bayangkan: kalau misalnya sabtu dan ahad ada lebih dari 100 adu pertandingan di semua liga utama di seluruh dunia, berapa penghasilan bandar bola? Kalikan saja misalnya di seluruh negara Asia yang mendaftar menjadi anggota total 1 juta pemain. Masing-masing pemain katakanlah bertaruh hanya Rp 100 ribu untuk setiap laga. Berapa omsetnya? 100 x 100.000 x 1.000.000 = 10.000.000.000.000. Sepuluh triliun bung! Itu hanya pola bet cuma Rp 100 ribu. Bahkan ada yang bet hingga Rp 50 juta per adu dan dari total keseluruhan petaruh di Asia mampu lebih dari 20 juta orang.
 
Sekarang andaikata bandar bola cukup mengambil selisih odds = 2%. Sudah sangat spektakuler dan menyeramkan bahkan bagi konglomerat super kaya dan paling besar sekalipun seperti: Warren Buffett, Li Ka Shing, Bill Gates, David Koch, dsb. Sehari mampu mengantongi keuntungan Rp 200 milyar hanya dengan cara memutar duit petaruh sebagai mediator. Ada urusan ekonomi yang mampu mengunggulinya? Makanya tak heran kita mendengar ada orang yang tiba-tiba kaya raya hanya gara-gara menjadi bandar bola, bandar togel, pialang saham, bandar judi, dsb. Tak heran banyak konglomerat risikonya ikut terjun membeli saham-saham bandar bola yang ada di seluruh dunia. Luar biasa!

Meski demikian, untuk mampu berhasil menarik orang bermain atau pindah bermain di daerah mereka, bukanlah hal mudah. Tingkat persaingan sedemikian tinggi dan harus memiliki tenaga-tenaga pelayananan (customer service), penjualan (marketing) yang brilian dan profesional. Selain itu biaya operasional, pembuatan sistem komputer, pemeliharaan sistem komputer, menggaji karyawan, dsb...juga tidaklah mudah dan murah. Namun semuanya itu akan terbalaskan kalau sudah berjalan dan semakin bertambah jumlah membernya. Keuntungan di depan mata sudah siap menanti.
 
Jika seorang bandar bola sudah memiliki pemain yang loyal dan mempercayai mereka, maka dengan sendirinya mesin uang ini tercipta dan berjalan terus. Apalagi kalau pemain di darat mampu ditarik untuk melempar taruhan ke bandar bola online ini, maka sempurnalah urusan ekonomi spektakuler ini.
 
Apa Yang Bisa Dipelajari?

Agen bola bukanlah bandar bola. Bandar bola tidak mampu gulung tikar apalagi hingga melarikan duit pemain. Agen bola mampu gulung tikar dan melarikan duit pemain. Bandar bola hanyalah mediator untuk mempertemukan para petaruh dari seluruh negara. Odds diciptakan oleh bandar bola untuk mengunci posisi tiap-tiap pemain guna menarik keuntungan. Pemain yang kalah pasti membayar lebih dan itulah keuntungan utama dari bandar bola.

Meski posisi bandar bola berada di tengah-tengah sebagai mediator dan tidak memihak, tentu saja bandar bola tidak ingin dijebol juga. Misalnya semua pemain cenderung memilih atau memegang sebuah posisi (tim) lebih besar dari posisi (tim) lainnya. Makanya odds dipergerakkan sedemikian rupa naik turun setiap ketika hingga adu dimulai. Bahkan ketika laga-laga sedang berlangsung (in play), odds ini masih akan terus naik turun hingga pertandingan usai. Supaya tercipta keseimbangan sehingga siapapun yang menang atau kalah, bandar bola sudah mendapatkan adegan terbaiknya.

Untuk menjebak, menakut-nakuti atau menggertak pemain biar bimbang, tampak ragu atau tidak cenderung memilih satu posisi, adakalanya juga bandar bola membuka pasaran handicap yang lebih tinggi, pas-pasan atau aneh. Kadang juga membuka pasaran palsu. Semuanya ini merupakan adegan dari taktik meraih untung dari odds yang ada. Pada intinya bandar bola itu netral dan hanya memegang uang antar pemain saja.

Semoga bermanfaat!

0 comments:

Post a Comment