Mafia bola atau bola berandal itu riil namun tidak semua tabrak atau liga mampu dimasuki mereka. Meski demikian harus kita awasi dan waspadai supaya tidak masuk perangkap. |
Sering kita mendengar atau ada orang yang bilang begini,
"Bola banyak mafianya."
"Bola tidak mampu menang karena ada permainan mafianya.."
"Mau menang bola ikuti cara berpikir mafia."
Bla...bla...bla... dsb.
Bla...bla...bla... dsb.
Apakah benar? Kalau benar di mana letak kebenarannya? Kalau salah, terus mengapa ada anggapan menyerupai itu? Apa gotong royong arti atau pengertian dari berandal bola atau bola berandal itu sendiri? Seperti apa kemungkinan permainan yang mampu dilakukan dan apa tujuan atau sasarannya? Berikut yaitu sedikit gambaran yang menurut kami harus Anda pertimbangkan.
Mafia bola atau bola berandal yaitu sebuah istilah yang merujuk pada hasil pertandingan sebuah tabrak sepakbola. Jika skor balasannya sudah diatur sedemikian rupa, maka itulah berandal bola. Tentu saja kasat mata namun benar-benar sudah diatur sedemikian rupa. Entah hasilnya seri, tuan rumah menang atau tim tamu menang. Klub mana yang harus mengalah, pemain mana yang harus mendapatkan kartu merah, menit ke berapa harus terjadi tendangan penalti, dsb...semuanya sudah diatur dengan bagus dan cerdik. Penonton pasti tidak bakalan tahu.
Kita ambil sebuah ilustrasi sederhana. Misalnya tabrak antara klub AC Milan vs Torino. Secara kasat mata semua orang pasti akan memilih AC Milan karena merupakan klub terkenal. Jika tanpa voor (leg-legan), dengan merem semua petaruh pasti memilih AC Milan. Namun hasil simpulan tabrak tersebut ternyata AC Milan kalah telak misalnya skor 0 - 1. Sangat tidak masuk di logika bukan? Bagaimana mungkin klub berpengaruh mampu kalah dari klub lemah? Kurang lebih menyerupai itulah gambaran bergairah soal permainan mafia.
Kita ambil sebuah ilustrasi sederhana. Misalnya tabrak antara klub AC Milan vs Torino. Secara kasat mata semua orang pasti akan memilih AC Milan karena merupakan klub terkenal. Jika tanpa voor (leg-legan), dengan merem semua petaruh pasti memilih AC Milan. Namun hasil simpulan tabrak tersebut ternyata AC Milan kalah telak misalnya skor 0 - 1. Sangat tidak masuk di logika bukan? Bagaimana mungkin klub berpengaruh mampu kalah dari klub lemah? Kurang lebih menyerupai itulah gambaran bergairah soal permainan mafia.
Berbicara soal berandal bola memang tidak terlepas dari apa yang disebut handicap dan nilai odds pasaran bola itu sendiri. Namun supaya mampu mendapatkan esensi gambaran yang mendasar, kita harus memisahkan semuanya itu dulu. Anggap saja pertandingan tersebut murni tanpa uang kei (odds), tanpa voor dan tanda handicap. Makara murni tabrak tanpa taruhan. Perhatikan 3 pertandingan di bawah ini:
Barcelona vs Almeria
Norwich City vs Chelsea
Bayern Munchen vs Freiburg
Hitungan bergairah di atas kertas, semua orang (tak mesti bettor) pasti tahu memilih klub mana. Anak kecil pun tahu yakni memilih klub bertanda merah yakni Barca, Chelsea dan Munchen. Mengapa? Karena ketiga klub tersebut yaitu klub papan atas dan kaya raya. Mereka mampu merekrut dan membeli banyak pemain-pemain kelas dunia yang mahal-mahal. Beli mahal-mahal tujuannya apa? Sudah pasti harus menang sehingga mendapatkan tropi dan hadiah besar termasuk sponsorship, hak siar, merchandise, dsb. Untuk tumpuan di atas: dua tim berada di posisi kandang dan satu di posisi tandang.
Tetapi konyolnya, hasil simpulan ketiga tabrak tersebut belum tentu semuanya dimenangkan oleh tim-tim papan atas. Bisa hasilnya draw atau bahkan kalah. Kok mampu kalah atau hasilnya seimbang? Inilah yang disebut ada unsur berandal yang mengatur hasil akhirnya. Sekali lagi itu hanya ilustrasi saja. Dalam prakteknya mampu saja ada faktor lain. Namun jikalau klub terkenal lalu kalah dari klub ecek-ecek kemungkinan memang ada permainan berandal bola.
Sedikit Catatan Tambahan
Tidak selalu jikalau sebuah tabrak yang mempertemukan klub papan atas vs klub papan bawah di mana klub papan bawah menang berarti ada mafianya. Tidak! Kalah menang sebuah klub masih dipengaruhi banyak faktor yang beberapa di antaranya adalah:
Mafia bola tidak bermain di semua liga, tidak bercokol di semua klub dan tidak mampu masuk di semua laga. Mafia bola menyusup di pertandingan-pertandingan tertentu di mana mereka mampu meraup untung. Beberapa gejala atau strategi yang sering dimainkan para berandal bola antara lain:
Sedikit Catatan Tambahan
Tidak selalu jikalau sebuah tabrak yang mempertemukan klub papan atas vs klub papan bawah di mana klub papan bawah menang berarti ada mafianya. Tidak! Kalah menang sebuah klub masih dipengaruhi banyak faktor yang beberapa di antaranya adalah:
- Ada pemain inti cedera dan belum pulih. Dengan demikian tidak full team diturunkan sehingga hasilnya tidak maksimal.
- Ada pertandingan yang jauh lebih bergengsi 2-3 hari atau seminggu kemudian. Otomatis bukan pemain inti yang diturunkan melainkan pemain lapis dua. Misalnya tabrak UEFA Champions, UEFA Eropa atau CUP, dsb.
- Sang pelatih atau manajer mencoba format susunan pemain terbaru. Biasanya di awal ekspresi dominan liga apalagi jikalau seorang manajer gres yang gres dipilih.
Mafia bola tidak bermain di semua liga, tidak bercokol di semua klub dan tidak mampu masuk di semua laga. Mafia bola menyusup di pertandingan-pertandingan tertentu di mana mereka mampu meraup untung. Beberapa gejala atau strategi yang sering dimainkan para berandal bola antara lain:
- Sengaja melanggar (tackling) lawan untuk mendapatkan kartu merah sekaligus penalti. Tujuannya supaya tim lawan menambah atau mencetak skor jikalau belum ada gol sama sekali.
- Melakukan gol bunuh diri tanpa sengaja. Padahal disengaja dikarenakan telah dibayar.
- Tendangan sengaja diplesetkan padahal sudah di depan gawang tanpa halangan.
- Menyentuh bola dengan tangan di kotak penalti seperti tanpa sengaja.
- Wasit memihak dan mudah memperlihatkan kartu kuning, kartu merah atau bahkan penalti kepada salah satu tim.
- Tim yang sudah dapat kartu merah tetapi masih mampu mencetak banyak gol dan menang.
- Tim berpengaruh sengaja hanya menang 1 bola atau menahan seri padahal mereka mampu mencetak lebih dari itu. Hasilnya sudah pasti petaruh kalah tetapi tim tersebut masih menang. Misalnya voor yaitu 2,5 tetapi skor hanya menang 1 bola. Tim tersebut mendapatkan 3 poin sementara petaruh gigit jari.
- Dsb..
Keuntungan Mafia Bola
Mafia bola terperinci mencari keuntungan. Kalau tidak ada untung, buat apa berandal bola bermain? Mafia bola tidak mengejar keuntungan dari para petaruh melainkan mengejar keuntungan dari bandar bola. Kita harus tahu hal ini. Makanya bandar bola ada yang lebih berhati-hati membuka pasaran bola atau menutup sebuah tabrak jikalau terlihat ada yang ganjil. Salah satunya yaitu SBOBET. Makanya pasaran bola SBOBET lebih sedikit dan cepat menghilang dengan goresan pena "odds not available" padahal tabrak gres berjalan sekian menit. Ini artinya SBOBET mencicipi ada yang ganjil sehingga tabrak tersebut dikunci dengan cepat daripada jebol. Selain itu pembatasan nilai taruhan bet di beberapa bandar bola misalnya maksimal Rp 25 juta yaitu untuk berjaga-jaga dari hal ini juga.
Jika kebetulan banyak petaruh kalah, itu artinya berandal bola menyedot uang tabrak tersebut lewat bandar. Mafia bola pasti memegang tim lawan banyak petaruh tersebut. Makara amatlah keliru jikalau dikatakan bahwa bandar bola yaitu mafianya. Omong kosong! Bandar bola hanya berfungsi sebagai perantara atau broker. Bandar bola sudah mendapatkan komisinya terlepas siapa yang menang dan siapa yang kalah dari perputaran uang yang ada. Kami sudah membahasnya di artikel posisi bandar bola.
Jika kebetulan banyak petaruh kalah, itu artinya berandal bola menyedot uang tabrak tersebut lewat bandar. Mafia bola pasti memegang tim lawan banyak petaruh tersebut. Makara amatlah keliru jikalau dikatakan bahwa bandar bola yaitu mafianya. Omong kosong! Bandar bola hanya berfungsi sebagai perantara atau broker. Bandar bola sudah mendapatkan komisinya terlepas siapa yang menang dan siapa yang kalah dari perputaran uang yang ada. Kami sudah membahasnya di artikel posisi bandar bola.
Mafia bola mampu menyusup di semua kawasan (klub, official, organisasi sepakbola, pelatih, pemain inti, pemain cadangan, pemilik klub, regulator, dsb.) bahkan juga mampu bekerja sama dengan bandar bola. Sangatlah kompleks. Bahkan berandal bola juga mampu bisa berhubungan dengan kedua tim yang sedang berlaga. Sebab jikalau hanya "bermain mata" dengan satu tim saja kemungkinan besar tujuan mereka mampu tidak tercapai. Makara harus dua tim yang mereka atur sehingga skor pertandingan akan berakhir sedemikian rupa.
Kasus berandal bola terbaru yang kita ketahui dan terbongkar yang melibatkan orang Singapura yaitu pengaturan skor. Justru yang mereka hajar yaitu bandar bola baik yang ada di Asia, Eropa atau Amerika. Mereka sengaja mengatur skor simpulan di setiap tabrak pertandingan untuk mampu memanen banyak uang dari taruhan menebak skor. Menebak skor ini nilainya paling fantastis. Terlalu banyak probabilitasnya. Namun buktinya berandal bola Singapore ini berhasil menggondol triliunan rupiah selama puluhan tahun. Luar biasa!
Tugas kita yaitu bertaruh dan mencari laga-laga yang bagus. Tidak perlu takut dengan yang namanya berandal bola. Bila perlu jikalau sebuah tabrak terbaca ada mafianya, kita ikuti pola pikir berandal bola tersebut. Mereka menang, kita pasti menang. Mereka untung, kita pun keciprat keuntungan. Hanya orang-orang yang bermental pengecut yang takut dengan namanya "mafia bola" atau kalau kalah bertaruh menyalahkan orang lain. Bagaimana?
Kasus berandal bola terbaru yang kita ketahui dan terbongkar yang melibatkan orang Singapura yaitu pengaturan skor. Justru yang mereka hajar yaitu bandar bola baik yang ada di Asia, Eropa atau Amerika. Mereka sengaja mengatur skor simpulan di setiap tabrak pertandingan untuk mampu memanen banyak uang dari taruhan menebak skor. Menebak skor ini nilainya paling fantastis. Terlalu banyak probabilitasnya. Namun buktinya berandal bola Singapore ini berhasil menggondol triliunan rupiah selama puluhan tahun. Luar biasa!
Tugas kita yaitu bertaruh dan mencari laga-laga yang bagus. Tidak perlu takut dengan yang namanya berandal bola. Bila perlu jikalau sebuah tabrak terbaca ada mafianya, kita ikuti pola pikir berandal bola tersebut. Mereka menang, kita pasti menang. Mereka untung, kita pun keciprat keuntungan. Hanya orang-orang yang bermental pengecut yang takut dengan namanya "mafia bola" atau kalau kalah bertaruh menyalahkan orang lain. Bagaimana?
0 comments:
Post a Comment